MonitorRakyat — Transparansi pelaksanaan proyek revitalisasi Pasar Sayung kembali dipertanyakan setelah publik menemukan dugaan ketidaksesuaian spesifikasi dan lemahnya penerapan K3 di lapangan. Warga menilai informasi mengenai perkembangan pekerjaan belum disampaikan secara komprehensif.
Sejumlah pihak menganggap kurangnya informasi membuat masyarakat sulit mengetahui sejauh mana proyek berjalan sesuai ketentuan. Padahal, sebagai proyek dengan anggaran hampir Rp5 miliar, transparansi menjadi sangat penting untuk memastikan pelaksanaan anggaran berjalan optimal dan akuntabel.
Pantauan lapangan menunjukkan sejumlah pekerja tidak memakai APD, sementara beberapa bagian konstruksi diduga tidak mengikuti standar teknis sebagaimana tertera dalam dokumen kontrak. Kondisi ini memperkuat dorongan warga agar pemerintah membuka data progres, metode kerja, hingga hasil pengawasan terhadap proyek.
Pemerhati pembangunan menilai publik berhak mendapatkan informasi mengenai perkembangan proyek, termasuk audit teknis bila diperlukan. Mereka berharap pemerintah daerah merespons dengan memberikan penjelasan resmi.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada informasi tambahan dari pemerintah maupun pelaksana proyek terkait temuan yang mencuat tersebut.
