MonitorRakyat — Proyek pembangunan Rehabilitasi Sedang/Berat ruang kelas SDN Bulu Lor, Kota Semarang kembali menuai sorotan tajam. Pasalnya, pekerjaan fisik di lokasi tersebut banyak di temukan kejanggalan
Saat tim media meninjau langsung ke lokasi, ditemukan sejumlah kejanggalan mencolok. Para pekerja terlihat tidak dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai sebagaimana diatur dalam standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Lebih ironis lagi, direksi kit perlengkapan kerja dan pengawasan proyek tidak ditemukan di lokasi pekerjaan.

Padahal, direksi kit memiliki anggaran tersendiri yang wajib digunakan selama proses pekerjaan berlangsung. Selain sebagai sarana pendukung kegiatan, keberadaan direksi kit di gudang penyimpanan proyek juga merupakan bukti transparansi dan pertanggungjawaban anggaran. Namun kenyataannya, item tersebut tidak tampak di lapangan.
Tak hanya itu, semen dan material bangunan yang digunakan juga diduga tidak sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). Kondisi ini menimbulkan dugaan bahwa pelaksanaan proyek berpotensi melanggar ketentuan kontrak dan menurunkan kualitas bangunan sekolah yang seharusnya menjadi fasilitas pendidikan yang aman bagi siswa.

Masyarakat pun mempertanyakan pengawasan dari dinas terkait, serta meminta agar inspektorat dan aparat penegak hukum turun tangan untuk memeriksa penggunaan anggaran proyek tersebut.
Jika dugaan penyimpangan ini terbukti, maka hal tersebut dapat berimplikasi serius terhadap kredibilitas pelaksana proyek dan institusi yang menaunginya.
